Seperti diketahui bahwa Desa Gandasoli merupakan wilayah Kademangan Ragawacana, menurut cerita yang diperoleh dari berbagai kalangan bahwa pecahnya Desa Gandasoli pada waktu bulan mulud dan Kademangan Ragawacana memperingati acara muludan yang dilaksanakan terlalu awal sehingga Gandasoli selalu ketinggalan, hal inilah yang menjadi titik pangkal pisahnya daerah Gandasoli dari Kademangan Ragawacana.
Maka disponsorilah oleh dua orang tokoh / sesepuh yaitu Bapak Suradimerta yang hingga kini kuburannya terletak di Blok Sajur.
Adapun nama Gandasoli diambil dari tempat kramat Pajawan Yaitu Nyi Mas Gandasari (sekarang peninggalannya masih ada berupa batu yang menyerupai tempat duduk terletak di Kampung Pajawan) arti daripada Gandasari ataupun disebut Gandasoli.
Karena harumnya terutama dalam mencapai kemakmuran, dilain pihak pada waktu itu disebut juga gandasoli
Jadi bisa disimpulkan pada waktu itu Gandasoli basis tanaman bunga dan tananman lainnya yang menghasilkan hasil bumi yang berlipat-lipat ganda.
Susunan pemerintahan
Perkiraan pecahnya Gandasoli atau mulai berdirinya Gandasoli penulis berkeyakinan lebih dulu/lebih tua dari Desa Cibentang +/- 20 tahun. Menurut wawancara dari Kuwu Mahfud yang pernah berbincang dengan Bapak Kuwu Suradimerta dari Ragawacana pada tahun 1825 bertepatan dengan bulan mulud 1246 H.
Dari data yang diperoleh ternyata sebanyak 4 (empat) kuwu dan 1 (satu) pejabat yang belum didapat data berupa jumlah masa jabatan yang bersangkutan.
Nama-nama kuwu Desa Gandasoli selepas dari Kademangan Ragawacana sampai sekarang :
Sistem pemiliihan pada waktu itu adalah system umbuk yang memilih tiap-tiap kampung.
Pada tahun 1920 mulailah sistem biting sesuai dengan perkembangan zaman setelah kemerdekaan disamping biting juga Photo.